Example floating
Example floating
BantenHeadline

Ancaman dari Langit: Baduy Bersiap Melarang Drone demi Menjaga Tradisi

×

Ancaman dari Langit: Baduy Bersiap Melarang Drone demi Menjaga Tradisi

Sebarkan artikel ini
Baduy

Lebak – Republiknews.com – Pemerintah Kabupaten Lebak tampaknya semakin serius melindungi wilayah adat Baduy dari gangguan modernisasi.

Setelah bertahun-tahun berhadapan dengan wisatawan yang gemar memotret tanpa izin, kini perhatian tertuju pada ancaman baru dari langit: drone.

Example 300x600

Perangkat terbang tanpa awak ini, yang awalnya hanya milik sinematografer profesional, kini bisa dimiliki siapa saja dengan harga terjangkau.

Hasilnya? Langit di atas perkampungan Baduy kian ramai oleh suara dengungan kecil yang mengintip kehidupan warga adat dari atas.

Bagi masyarakat setempat, terutama Baduy Dalam yang menolak teknologi modern, kehadiran drone bukan sekadar gangguan visual.

Ini adalah pelanggaran terhadap nilai-nilai adat yang telah mereka jaga berabad-abad. “Kami sudah cukup dengan wisatawan yang memotret tanpa izin.

Sekarang mereka bahkan bisa merekam dari udara tanpa kami ketahui,” keluh Jaro Saija, tokoh adat Baduy.

Menanggapi keresahan ini, Pemkab Lebak berencana menerbitkan regulasi yang melarang penerbangan drone di kawasan adat Baduy.

Rencananya, aturan ini akan berbentuk Peraturan Daerah (Perda) atau surat edaran dengan sanksi bagi pelanggar.

Namun, seperti biasa, kebijakan semacam ini memancing perdebatan. Di satu sisi, ada yang menganggap ini langkah penting untuk menghormati budaya lokal.

“Jangan sampai Baduy jadi objek eksploitasi digital,” ujar seorang aktivis budaya.

Di sisi lain, ada yang mempertanyakan apakah ini bentuk proteksi budaya atau justru pembatasan dokumentasi yang bisa mengedukasi publik tentang kearifan lokal.

Seorang fotografer yang sering mengabadikan keindahan Baduy berpendapat,

“Mungkin solusinya bukan larangan total, tapi regulasi yang mengatur izin khusus untuk dokumentasi budaya.”

Sementara pemerintah masih menggodok aturan ini, satu hal yang pasti: masyarakat Baduy ingin menjalani hidup mereka tanpa mata-mata digital yang mengintai dari langit.

Jika aturan ini benar-benar diterapkan, wisatawan mungkin harus kembali ke metode lama—memakai kaki untuk berjalan, mata untuk melihat, dan hati untuk memahami, bukan sekadar kamera untuk mengabadikan.
*(Roy)

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *