Perjalanan menuju pertemuan Illahi merupakan titik Nadhir yang kita yakini, keniscayaan tersebut tidak semerta-merta meluncuti kepercayaan kita hidup di muka bumi ini.
Manusia merupakan pemimpin yang diamanahi sebagai khalifah di muka bumi tugas dan tanggung jawab tidak mudah serta tidak ringan.
Manusia yang memiliki akal serta memiliki peranan penting yang melanjutkan risalah kenabian, manusia memerlukan usaha-usaha nyata yang dapat dirasakan oleh lingkungan sekitar, tidak hanya mementingkan kepentingan pribadi ataupun kelompok semata.
Perlu adanya kebermanfaaan yang begitu luas tanpa membeda- bedakan golongan, ras, suku ataupun agama tertentu. Tugas dan tanggung jawab tersebut harus berorientasi kepada keadilan bagi sesama, kesejahteraan, kemakmuran bahkan mampu menghilangkan ketimpangan-ketimpangan yang kita rasakan bahkan kita lihat didepan mata.
Visi yang begitu agung serta standar yang diatas awan tersebut tidaklah hal yang mustahil bagi ia yang yakin serta terus berusaha.
Walaupun dalam prakteknya manusia memiliki ambang batas dan kemampuan akan tetapi apabila standar kesejahteraan kita liat sebagai sudut pandang yang rendah maka standar tersebut yang membatasi kita untuk terus bergerak dan berbenah.
Negara Indonesia yang begitu besar serta memiliki kultur yang beragam sebagai pemuda yang memiliki peranan penting dalam menstabilkan dan mengakomodir masyarakat yang tidak terdidik erat kaitannya diperlukan sebuah pemahaman bahwasanya peran pemuda saat ini sangat diperlukan.
Tidak hanya menikmati fasilitas yang ada yang telah disediakan di rumah singgah ataupun ruang perkantoran tanpa melihat realita yang ada dalam masyarakat.
Sungguh miris melihat pemuda yang tak berdaya dengan kekuatan yang ada sehingga ia hanya menjadi budak- budak yang tunduk atas ketidakadilan yang ada ditengah-tengah masyarakat.
Kaum muda yang memiliki semangat yang menggelora, fisik yang tangguh, fikiran yang jernih, bahkan masa depan yang cerah harusnya ikut andil dan berperan ditengah-tengah masyarakat.
Melihat secara langsung serta berperan aktif memberikan solusi-solusi yang briliant sehingga kehadiran kaum pemuda mampu memberikan dampak, seperti halnya pendapat Tan Malaka,
“terbentur, terbentur, terbentur, dan terbentuk” Tidakkah kata terbentur ini merupakan
implementasi sebuah kegagalan yang bangkit lagi, sebuah gambaran seseorang yang terus berbenah dan melakukan kesalahan lalu memperbaiki sehingga ia terbentuk menjadi kepribadian yang pantang tumbang dihantam badai.
Seperti halnya kata bung Hatta “tubuh boleh terpasung, asalkan otak tidak” Sama halnya tubuh boleh dalam kondisi tidak bisa bergerak akan tetapi menelurkan ide-ide yang briliant sangat dianjurkan mengutip dari pendapat bung Hatta ketika ia di penjara.
Ide yang luar biasa jangan sampai dibiarkan begitu saja sehingga menjamur tanpa aksi nyata, tanpa implementasi yang ada, tanpa kebermanfaaan yang bisa dirasakan oleh sesama, sangat tidak dianjurkan hal tersebut.
Perjalanan yang terbentang luas, kesempatan terbuka lebar, maka kaum muda harus mengambil peran sedini mungkin, mulai dari pendidikan, mulai dari kontribusi kecil yang mampu dirasakan oleh sekitar tidak mengeluh dengan kondisi saat ini yang tidak mengenakkan baginya, akan tetapi rasa optimis yang terus ia pandang, memandang ke depan bahwasanya bangsa ini besar, bangsa ini mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain.
Sebagai kader organisasi semisal ia harus mampu mewujudkan visi misi yang nyata dengan adanya melanjutkan pemahaman yang ia dapatkan dalam ruang lingkup organisasi menjadi bentuk implikasi yang ia lakukan bagi sekiranya,
walaupun perubahan tidaklah mudah maka harus di ingat bahwasanya langkah pertama melihat dan berharap perubahan tidak dari sudut pandang orang lain akan tetapi merubah diri sendiri,
seperti firman-Nya “aku tidak akan merubah suatu kaum, apabila ia tidak mau merubahnya”.
Kata merubah diri sendiri merupakan hal yang sangat tepat dari bergelimpangan ilmu yang telah diperoleh menjadi bentuk aplikasi yang bertahap serta dapat dilakukan.
Sehingga nantinya perubahan dapat ia rasakan setelah ia berubah menjadi lebih baik alam raya pun dapat berubah sendirinya.
Sejarah baru kita mulai, menyambut usia Indonesia yang hampir mendekati 1 abad terhitung kurang 21 tahuan lagi harusnya bangsa sebesar Indonesia dengan penduduk yang banyak,
Indonesia mampu memimpin negara lain yang sedang berkembang serta mampu bersaing dengan negara-negara maju.
Sejarah tidak akan pernah tercatat apabila ia tidak pernah berbuat apapun kepada negaranya, sejarah tidak akan mencatat apabila ia tidak pernah memulai, maka mulailah sejak dini agar peradaban suatu bangsa segera terbentuk menjadi peradaban yang mulia.
Yang saat ini menjalani pendidikan maka tuntaskan pendidikan dengan baik, yang saat ini telah memulai perubahan perbaiki serta sebarluaskan, yang saat ini merintis maka bersungguh-sungguh dalam mengawalinya,
yang saat ini sedang berbenah maka teruslah dalam kedisiplinan dalam berbenah.
Negara Indonesia harus mampu bertransformasi, negara seelok ini miris apabila ia diejek bahkan di hina oleh negara lain, apakah mau negara tercinta ini di injak-injak oleh ia yang tidak pernah berkontribusi kepada negaranya,
apakah kita rela negara tercinta kita dihancurkan oleh para pemimpin-pemimpin yang tidak bertanggung jawab, apakah kita rela melihat ketimpangan-ketimpangan yang dirasakan banyak masyarakat.
Hati kecil harusnya menjawab “tidak rela”, Maka dengan kesungguhan sejarah harus di mulai dengan kesungguhan dalam berbuat.
Sebagai kader Himpunan Mahasiswa Islam memiliki tugas dan tanggung jawab yang tidak mudah, beban yang ia pikul begitu besar “menggapai ridho Illahi” Sesuai dengan tujuan organisasi maka dengan jalan apapun yang saat ini lakukan harus mengarah kepada “ridho illahi”,
Kompas yang telah ditunjukkan tidak dibelokkan kepada jalan yang tidak benar ataupun membohongi para anggota demi kepentingan pribadi semata tanpa memikirkan kesejahteraan.
Yang sedang menjalani pendidikan maka harus bersungguh-sungguh dalam mengukir prestasi yang telah mengabdi kepada masyarakat maka langkah dan tujuan tidak boleh goyah dan salah arah.
Hal yang harus kita tanamkan bahwasanya negara ini telah banyak berlumuran darah, nyawa yang menghilang, kekayaan negara yang diperas oleh kaum-kaum yang tidak bertanggungjawab,
maka sebagai sosok pemuda yang mengukir sejarah perlu adanya kesungguhan dalam menciptakan sejarah tersebut,
tidak hanya bangga dengan sosok Lafran Pane atau sosok pendirian Himpunan Mahasiswa lslam semata akan tetapi hal apa yang sudah kita lakukan untuk negeri ini.
Harus kita sadari dan garis bawahi bahwasanya negeri ini memiliki sejarah yang begitu panjang maka ukirlah sejarah itu dengan sejarah baru yang akan dinikmati oleh penerus bangsa ini.
Negera ini membutuhkan tangan-tangan yang ikhlas untuk membangun peradaban kedepannya tidak hanya berpangku tangan serta membiarkan atas ketimpangan-ketimpangan yang terjadi.
“Sekecil apapun cahaya yang kita bawa, apabila kita satukan maka akan menjadi matahari yang menyinari”
Perubahan yang kita lakukan sejak dini
maka akan terlihat apabila perubahan tersebut berbondong-bondong terorganisir dengan baik
dan tersampaikan oleh lingkungan kita.
Ihya Ulumuddin
Mojokerto, 09 Agustus 2024