Republiknews.com, Sidoarjo.Yayasan Baitussalam Pondok Sedati Asri bekerja sama dengan Ketua RT 15,RT 16,RT 17,RT 18,RT 19,RT 20,RT 21,RT 22,RT 23,danRT 24 serta Ketua RW VIII,RW IX,RW X mengadakan kegiatan penyemprotan ( Foging)untuk pencegahan penyakit demam berdarah.Kamis,(1/5/2025)pukul 08.00 WIB sampai selesai.
Fogging atau tindakan pengasapan dikenal dengan fungsinya sebagai pemberantas nyamuk demam berdarah. Kegiatan pengasapan ini menggunakan bahan insektisida untuk membunuh nyamuk dewasa penyebab demam berdarah dengue. Walaupun menggunakan alat yang sederhana, jika dilakukan dengan benar, cara ini dapat bermanfaat untuk membunuh nyamuk. Fogging di Perumahan Sedati Asri Sidoarjo.
Selain mencegah DBD, fogging dapat membantu untuk membuat lingkungan Pondok Sedati Asri menjadi lebih nyaman, karena hilangnya berbagai nyamuk atau serangga lainnya yang dapat mengganggu kenyamanan peserta didik ketika berada di sekitar lingkungan Perumahan. Warga perumahan juga tidak lagi perlu khawatir diganggu oleh berbagai nyamuk dan serangga. Fogging dinilai cukup efektif dalam membersihkan lingkungan baik dari nyamuk, serangga, kuman, virus, dan bakteri. Meski penyemprotan fogging telah dilakukan, seluruh warga perumahan juga harus tetap memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Dengan begitu kita pun ikut membantu menurunkan angka kejadian demam berdarah di Indonesia. Mari kita jaga kebersihan agar selalu terjaga kesehatan.
Kegiatan yang dipimpin oleh Ketua Yayasan Baitussalam,Rofik Hari Utomo bersama tim dari puskesmas Sedati ini berlangsung selama kurang lebih 2 jam. Fogging dimulai dari . Setiap dalam rumah,sudut rumah , selokan atau parit perumahan tidak ada yang terlewatkan.
Dikatakan Rofik Hari Utomo, nyamuk Aedes aegypti cenderung suka dengan bau manusia. Sehingga, selain di kolong tempat tidur, tempat dengan air tergenang, serta gorden, nyamuk Aedes aegypti dewasa juga senang bersembunyi di pakaian yang habis dipakai lalu digantung karena berbau keringat yang notabene disenangi nyamuk.
Nah, dengan membuka rumah lebar-lebar ketika difogging, maka area seperti itu bisa dijangkau. Rofik Hari Utomo menambahkan, fogging hanya untuk membasmi nyamuk dewasa, bukan jentik. Padahal, jentik dalam waktu 8 hari saja sudah bisa jadi nyamuk dewasa. Dengan begitu, penting juga dilakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Fogging, lanjut Rofik Hari Utomo, hanya dianjurkan ketika di suatu lingkungan ada kasus DBD.
“Misal ada satu orang kena, ada nyamuk terbang menggigit dia, kemudian kan nyamuk itu mengandung virus. Nah kalau nyamuk ini menggigit orang lain kan menularkannya di situ, maka kita fogging karena ada sumbernya. Kalau lagi nggak ada sumbernya ya jentik yang harus dibasmi,” kata Rofik Hari Utomo.
Ketika ada seseorang yang terkena DBD, sudah seharusnya ia melapor ke RT kemudian RT nantinya akan melapor ke dinas kesehatan setempat. Sehingga, fogging bisa dilakukan. Sehari sebelum dilakukan fogging, sudah semestinya ada pemberitahuan supaya warga nanti membuka rumahnya lebar-lebar. Namun, tetap mesti menutup makanan atau minuman.
“Nanti petugas akan masuk ke dalam sehingga penyemprotan dilakukan di luar dan dalam rumah. Mungkin masyarakat ada yang merasa khawatir ada zat kimia pada fogging yang masuk ke rumah, tapi itu nggak perlu dikhawatirkan sebenarnya. Saat difogging, orangnya keluar nggak apa-apa. Kadang petugas juga masuknya dengan pak RT untuk menjaga keamanan takut ada barang yang hilang misalnya,” papar Rofik Hari Utomo.
(AHF)