Republiknews com Bitung – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, mengakui lalu lintas harian rata-rata (LHR) Tol Manado-Bitung masih sangat kecil.
Hal ini disampaikan Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito, saat rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI terkait minimnya LHR Tol Manado-Bitung.
“Tol Manado-Bitung yang sudah beroperasi 2022 awal, pernyetaan kami di situ ada Rp273 miliar dari PMN, meskipun sampai dengan saat ini LHR-nya masih sangat kecil, tapi sudah beroperasi dari tahun 2022 sepanjang 40 Km,” ujar Agung, pada Sabtu (13/7/2024).
Dalam pembangunan Tol Manado-Bitung ini
WIKA telah menggelontorkan penyertaan modal negara (PMN) tahun anggaran 2016 senilai Rp273 miliar, saat ruas sepanjang 39,9 kilometer (Km) di Sulawesi Utara itu mulai dibangun. Adapun, Tol Manado-Bitung dioperasikan secara komersial pada awal 2022 lalu.
Kondisi itu membuat WIKA belum memperoleh keuntungan langsung atas investasinya di proyek tersebut.
Ruas tersebut memang dikelola PT Jasamarga Manado Bitung (PT JMB), Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Di mana dibentuk pada 2016 dengan kepemilikan saham dari tiga BUMN karya, yakni PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Wijaya Karya, dan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, atau PTPP.
Pihak WIKA berencana menjual kepemilikan saham alias divestasi di Tol Manado-Bitung kepada investor. Namun, hingga kini belum diketahui kelanjutan dari target aksi korporasi tersebut.
Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito sebelum dalam perbuatanya juga menyampaikan, ada sejumlah aset jalan tol yang bakal ditawarkan ke investor melalui skema Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau sovereign Wealth Fund (SWF). Salah satunya Tol Manado-Bitung.
Waktu itu,Direktur Utama WIKA ini yakin transaksi penjualan aset akan menambah dana perusahaan untuk dijadikan modal bagi proyek lain yang akan dikerjakan.
(*Sr)