Lubuk Linggau, Republiknews.com – Kualitas air di Sungai Kelingi, Kelurahan Siring Agung, Kecamatan Lubuk Linggau Selatan II, kian memburuk dalam beberapa pekan terakhir.
Warga setempat mengeluhkan air yang keruh dan berwarna cokelat pekat, meski saat ini sedang dalam musim kemarau.
Hal ini menimbulkan keresahan karena saluran irigasi dari sungai tersebut menjadi sumber utama kebutuhan dasar warga untuk mencuci dan mandi.
Menurut salah satu warga, Herman Sawiran, kondisi ini jauh dari normal dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat.
“Kami masyarakat Siring Agung menyesali kondisi air keruh ini, apalagi bukan disebabkan oleh hujan. Sekarang ini musim kemarau, tetapi kondisi air tetap keruh. Kalau keruhnya karena hujan, kita masih bisa maklumi,” ungkapnya dengan nada kecewa Sabtu, (21/09/2024).
Herman dan warga lainnya menyatakan bahwa air Sungai Kelingi yang biasa dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan kini tidak layak digunakan. Dalam situasi ini, warga merasa dirugikan karena mereka sangat bergantung pada pasokan air dari irigasi sungai tersebut.
Kondisi ini memicu tuntutan dari warga agar pemerintah Kota Lubuk Linggau segera mengambil tindakan. Mereka meminta Dinas Lingkungan Hidup dan DPRD Kota Lubuk Linggau, sebagai mitra pemerintah kota, untuk turun tangan dan melakukan inspeksi ke lapangan guna mengidentifikasi penyebab utama dari keruhnya air sungai. “Kami harap pemerintah segera bertindak dan melakukan sidak untuk mengetahui apa penyebab air Sungai Kelingi menjadi keruh,” tegas Herman.
Tidak adanya hujan dalam beberapa waktu terakhir membuat warga semakin curiga bahwa keruhnya air bukan disebabkan oleh faktor alam, melainkan kemungkinan adanya aktivitas di hulu sungai yang mengganggu kualitas air.
Meski demikian, hingga kini belum ada langkah konkret dari pihak berwenang untuk mengatasi masalah ini. Warga berharap pemerintah segera menunjukkan tanggung jawabnya dalam memastikan pasokan air bersih bagi masyarakat, terlebih karena air merupakan kebutuhan dasar yang tidak bisa diabaikan.
Kondisi ini membuka pertanyaan besar tentang pengelolaan lingkungan dan tata kelola sumber daya alam di Kota Lubuk Linggau.
Apakah ada pengawasan yang cukup terhadap sumber-sumber air penting bagi masyarakat? Pemerintah dituntut untuk bertindak cepat, bukan hanya untuk mengembalikan kualitas air, tetapi juga memastikan bahwa masalah ini tidak terulang di masa depan.
(hanapi)