BOGOR, Republiknews.com – Kasus diabetes pada anak dan remaja di Indonesia terus meningkat. Data dari Changing Diabetes in Children (CDiC) Indonesia menunjukkan lebih dari 1.500 anak di Indonesia hidup dengan diabetes tipe-1 pada tahun 2024.
Jika tidak terkontrol, diabetes pada anak dapat menurunkan kualitas hidup dan berisiko menyebabkan kematian.
Kayla Athaya Lainatussifa menceritakan pengalamannya sejak kecil hidup dengan diabetes.
Setiap hari, ia harus memantau gula darah, menyuntik insulin, dan menjaga pola makan dengan ketat.
Kadang, hal-hal ini membuatnya merasa berbeda dari teman-temannya dan bisa mengganggu aktivitasnya di sekolah.
“Saya tahu penyakit ini tidak bisa disembuhkan. Tapi dengan menjalani perawatan yang benar, saya dapat menjalani hidup seperti teman-teman yang lain,” ujarnya.
Hari Diabetes Sedunia 2024 diperingati setiap 14 November. Tema global tahun ini adalah “Caring Diabetes, Caring Well-Being”, mencerminkan pentingnya perawatan diabetes yang menyeluruh, mencakup kesehatan fisik dan mental.
Sebagai bagian dari peringatan Hari Diabetes Sedunia, Kementerian Kesehatan RI bekerja sama dengan RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Changing Diabetes in Children (CDiC) Indonesia, dan Kelompok Kerja Risk Communication and Community Engagement (Pokja RCCE+) meluncurkan integrasi Diari Diabetes yang dikembangkan oleh Primaku ke dalam aplikasi SatuSehat Kemenkes.
Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan pemantauan kesehatan pada anak dan remaja dengan teknologi digital,
sehingga mendapat perawatan yang tepat dan dapat hidup sehat serta berkualitas.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan apresiasi dan komitmennya untuk penanganan penyakit ini ke depan.
“Selamat kepada tim Kemenkes dan Primaku atas penyatuan data kesehatan anak diabetes di Indonesia.
Harapan saya ke depan jangan sampai ada anak penderita yang datang ke rumah sakit dalam kondisi kritis.
Saya mendorong agar deteksi dini penyakit inimakin masif hingga ke tingkat puskesmas. Tatalaksana diabetes harus terstandarisasi dan semua pihak punya peran yang jelas,
mulai dari rumah sakit hingga puskesmas,” ujarnya. Senin(25/11/24).
Direktur Utama RSCM, dr. Supriyanto, Sp.B, M.Kes, menambahkan bahwa sebagai rumah sakit rujukan nasional, RSCM mendukung penuh inisiatif ini
sebagai langkah nyata mempermudah layanan kesehatan dalam pemantauan dan perawatan anak dengan diabetes sehingga perawatan dapat lebih terarah dan efektif.
Inovasi ini memperkuat komitmen kami dalam memberikan layanan kesehatan terbaik.
Sementara itu, Prof. Dr. Dr. Aman B. Pulungan, Sp.A(K), Project Lead CDiC Indonesia, menyampaikan bahwa anak yang terkena penyakit ini tetap dapat menjalani hidup sehat dengan dukungan yang tepat.
“Tidak boleh ada anak yang meninggal karena diabetes. Hal tersebut pada anak bukanlah akhir dari segalanya.
Dengan perawatan yang baik, dukungan keluarga, serta akses terhadap alat seperti catatan seperti Diari Diabetes Digital, anak-anak dapat menjalani hidup sehat dan berprestasi seperti anak-anak lainnya,” ungkapnya.
Dalam sesi bincang inspiratif bersama anak-anak diabetes, Ibu Ida Budi Gunadi Sadikin, Penasehat Dharma Wanita Persatuan Kementerian Kesehatan RI, menegaskan
semua anak yang menderita sakit memiliki kesempatan yang sama dengan anak lainnya dalam menggapai cita-citanya.
“Anak dengan diabetes tidak kurang dari anak lainnya. Dengan pengelolaan diabetes yang tepat, mereka dapat menggapai cita-citanya sebagai dokter, guru, polisi, tentara, pilot, penulis, influencer, dan lain-lain.
Tugas kita bersama agar anak-anak ini dapat mencapai cita-citanya,” ungkapnya.
Sementara dalam sesi bincang interaktif bertema “Pentingnya Kesehatan Mental bagi Anak dan Remaja dengan Diabetes”, Prof. Dr. Dr. Tjhin Wiguna, Sp.KJ(K), pakar kesehatan jiwa menekankan pentingnya peran keluarga dalam membangun ketahanan emosional anak.