Manado, Republiknews.com – Universitas Klabat (Unklab) sukses menjadi tuan rumah Forum Manajemen Indonesia (FMI) XVI pada tanggal 5-7 November 2024, dengan lebih dari 1.193 peserta dari 208 perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Bambang Brodjonegoro, PhD, Ketua Dewan Guru Besar FEB Universitas Indonesia, membawakan materi yang berjudul “Peran Manajemen Bisnis untuk Pengembangan Ekonomi Biru yang Berkelanjutan di Negara Berkembang.”
Dalam presentasinya, Prof. Bambang menggarisbawahi pentingnya Manado sebagai titik fokus pengembangan ekonomi biru.
Oleh karena itu, Ia mendorong para peneliti untuk menjadi pionir di bidang ini, menyumbangkan karya ilmiah yang dapat memandu para pemangku kepentingan dalam memperkuat ekonomi biru Indonesia.
“Dari Manado, kita membangun cetak biru pengembangan ekonomi biru yang berkelanjutan. Para peneliti harus mendorong penelitian yang berdampak untuk mendukung para pemangku kepentingan dan memperkuat ekonomi biru Indonesia,” katanya.
Pada sesi ke dua oleh Prof. Nurul Indarti, PhD dari Head of Department of Management
Faculty of Economics and Business, Universitas Gadjah Mada , membawakan materi
“Pengembangan Blue Economy yang Berkelanjutan di Negara Berkembang: Riset dan Usulan Penelitian Masa Depan”
Sesi keynote dihadiri oleh tokoh-tokoh penting termasuk Penjabat Walikota Manado Clay Dondokambey, MAP,
Presiden FMI Sri Gunawan, DBA. Wakil Rektor I Unklab, Ronny Walean,MBA, PhD. Wakil Rektor II, Dr. Benny Lule,MBA, PhD. Ketua korwil FMI Sulut Joy Tulung PhD dan Dr. T. Aria Auliandri, SE, MSc, koordinator bidang publikasi FMI.
Turut hadir pula GM Witel Sumalut, Guruh Adhi Laksana, dan Kepala LLDIKTI Wilayah XVI GOSULUTTENG, Munawir Sadzali Razak, S.Ip, M.A.
Deske Mandagi, PhD, Ketua FMI XVI, menyampaikan apresiasinya:
“Sebagai tuan rumah, Unklab mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas perhatian dan partisipasi para peserta dari seluruh Indonesia.
FMI XVI memberikan wawasan baru dari para pembicara utama yang sangat penting untuk memajukan ekonomi biru Indonesia.”
Konferensi ini menyoroti titik temu yang penting antara penelitian, kebijakan, dan inisiatif praktis, yang memperkuat peran penting institusi pendidikan tinggi dalam mendorong pembangunan berkelanjutan. (*)